MENGENAL SEBAGIAN PERILAKU ORANG-ORANG SHALEH

MENGENAL SEBAGIAN PERILAKU ORANG-ORANG SHALEH

Jurnalis.or.id || Orang yang teramat bahagia hidup didunia ini adalah orang yang Shaleh, karena orang yang shaleh senantiasa berdoa kepada orang Shaleh lainnya dalam setiap shalat fardu maupun sunnah, ( Assalamu’alaina wa’ala’ibaadillahi ash-shaalihiina ) Semoga kita termasuk orang-orang yang shaleh.
Penyesalan kita sebagai manusia adalah saat diambang pintu kematian (sakratul maut), Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Munafikun : “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu , lalu ia berkata : “Ya Rabb-Ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh”.
Dari terjemahan ayat diatas terlihat dua buah penyesalan seorang hamba, yakni penyesalan untuk bersedekah dan menjadi orang yang shaleh, Oleh karena kita masih diberi kehidupan, maka sedekahlah dan upayakan agar kita menjadi orang yang shaleh, agar tidak menyesal.
Namun siapakah orang shaleh itu ?
Firman Allah dalam QS.Ali Imran : 113-114 yang Artinya : “… mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu dimalam hari, sedang mereka juga bersujud (sembayang), mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang Ma’ruf fan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan)berbagai kebajikan : mereka itu termasuk orang-orang yang shaleh”.

Definisi dari Ayat tersebut ada 7 makna sebagai berikut :

1.Membaca Al-Qur’an
Sebagai umat Nabi Muhammad Saw, hendaknya kita senantiasa membaca Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan

2.Selalu bersujud.
Dalam kitab tafsir Munir Mirah Labid karangan Syaikh Alimul A’lam Syaikh Moh. Nawawi menerjemahkan bahwa sujud yang dimaksud disini adalah Qiyamullail (shalat malam). Nabi Saw bersabda :”Lazimkanlah shalat malam bagimu, sesungguhnya itu adalah budaya orang-orang shaleh sebelummu”.

3.Beriman kepada Allah.
Sebagai hamba-Nya sudah sepantasnya jika kita beriman kepada Allah dengan semurni-murninya, Iman tanpa Tahayul, syirik dan khurafat, Yahudipun beriman kepada Allah, namun mereka mengotorinya dengan mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, begitupun dengan kaum Nasrani yang mengatakan Isa yang menjadi anak Allah, dan sebagai umat Islam kita wajib berpegang teguh kepada Allah Swt semata, hal ini terealisasi dalam QS. AI-Ikhlas, jika kita beriman kepada Allah maka Allah akan menunjukan jalan yang benar.

4.Beriman kepada hari
Akhir.
Seorang yang shaleh, menjadikan akhirat adalah tujuan akhir, saat mereka hidup didunia, mereka menjadikan dunia sebagai ladang ibadah untuk melakukan amal shaleh.

5.Menyeru (mengajak) kepada kebaikan.

6.Mencegah kemunkaran
Dengan mencegah seseorang maupun kelompok yang melakukan kemunkaran, maka akan mencegah bala atau bencana saat alam telah enggan bersahabat dengan kita.

7.Bersegera dalam mengerjakan kebaikan.
Sayyidina Ali menyebut halangan seseorang menjadi shaleh , diantaranya : Al-Qana’atu bil Jahli (Puas dalam kebodohan), serakah dalam harta, pelit dalam karunia yang Allah berikan, ria/pamer dalam beramal shaleh dan berbangga diri atau tidak pernah menghargai pandangan orang lain yang tetakhir sombong.

Jika kita bersama melakukan amal shaleh karena iman kepada Allah, maka Allah menjanjikan kehidupan yang lebih sejahtera dan kelak akan menjadi orang shaleh maka ia akan mendapat balasan yang lebih baik….. amin.
Waullahu’alam bishowaab. (14/3/2025).

By Produk : Abah Acui
Medio Ramadhan indah

Pos terkait